Solidaritas Terhadap Palestina Mengelar Aksi di Ponorogo
Tahun baru 2009 biasanya di rayakan dengan meriah tapi kini malah bertolak belakang bagi saudara kita di negeri palestina. Agresi militer Israel memunculkan konflik baru yang kedua menyangkut perebutan tanah yang di angap suci oleh tiga agama besar di dunia yaitu islam, Kristen, dan yahudi yang kemudian merambah ranah.israel menyerang palestina dari jalur darat, air dan udara. Hari kesebelas agresi militer atas palestina telah menelan 660 korban tewas dan sedikitnya 2.950 korban cindera.korban tersebut bukan hanya warga sipil tapi anak-anak yang tak berdosa bahkan bayi pun yang baru lahir kini menjadi korban. Pada hari rabu 07 januari 2009 bayi yang di rawat dirumah sakit syifa kota gaza menderita akibat pemadaman listrik selama tiga hari yang berturut-turut dan kekurangan pasokan obat-obatan.
Pelangaran hak asasi manusia (HAM) menjatuhkan rakyat palestina pada penderitaan kepanjangan. Mereka kehilangan hak untuk hidup, mendapatkan ketrampilan, mendapatkan pendidikan dan kesehatan. Mereka banyak kehilangan keluarga dan tempat tinggalnya. Kedaulatan yang di pegang oleh palestina kini di rebut oleh agresi militer Israel. Tapi sampai saat ini PBB belum ada kebijakan untuk menghentikan agresi militer Israel tersebut. Banyak dari saudara-saudara kita yang mengadakan aksi tapi hatinya belum terketuk sama sekali.
Kini aksi yang di selengarakan di ponorogo siang hari tadi (09/01/09) setelah ba’da sholat jum’at aliansi mahasiswa dan pelajar ponorogo(KAMMI, PMII, HMI dan ROHIS). Dan kita sebagai umat yang beragama islam tentunya tidak rela saudara-saudara kita di perlakukan seperti itu. Dan menggelar aksi itu merupakan upaya untuk meringankan beban saudara-saudara kita yang ada di palestina.
Aksi dengan start dan finish di alon-alon ponorogo dan mengelilingi kota ponorogo sambil berjalan membawa berbagai bendera, dan sepanduk yang berada di sebelah muka dan bendera yang ada di belakangnya. Jalan yang dilalui adalah jalan Jendral Soederman, Soekarno Hatta, Urip Somoharjo, dan Diponegoro. Karena kemarahannya sang aksi kini lambing negara bendera itu di taruh di jalan sambil di tarik di atasnya di kasih sepatu dan juga di injak-injak. Begitu juga berjalan sambil mundur (berjalan kebelakang) yang itu menunjukan “bahwa moral manusia sekarang ini mulai ada kemunduran.” tegas peserta aksi. Di sepanjang yang di laluinya mereka mengecam Israel.
“Celakalah engkau wahai israil,
Jika anak-anak palestina
tidak dapat hidup seperti kalian..”
“Dimanakah wahai engkau jutaan manusia…
Dimanakah masyarakat bangsa arab…
Dimanakah muslim…
Mana rasa kemanusiaan Indonesia
yang engkau miliki…
“jangan menangis anak-anakku…
Surge berada di pelupuk mayamu…
“sambut peluru itu dengan dadamu…
Bukan punggungmu,
Supaya ibu bangga menghadap rassul kelak…
Dan di akhir aksi itu mereka melakukan pembakaran bendera Israel yang bertempatkan di depan gedung lantai delapan ponorogo di jalan alon-alon utara ponorogo. lantas apa yang di inginkan dari aksi itu? Kondisi yang memprihatinkan ini seharusnya mengugah hati kita sebagai sesame manusia dan meringankan beban rakyat palestina. Dan berharap semoga palestina segera bebas dari israel dan berharap PBB segera mengadakan kebijakan terhadap Israel.
Seja o primeiro a comentar
Post a Comment