DASAR - DASAR PENELITIAN ILMIAH
Makalah ini di susun oleh :
- MAULIDA FATIMATUZ Z
- SITI ITHARIYAH
JURUSAN SYARIAH
PRODI MUAMALAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PONOROGO
BAB I
PENDAHULUAN
Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmatnya sehingga kami dapat menyusun makalah tentang dasar-dasar penelitian ilmiah.Adapun tujuan penyusunan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Metode penelitian.
Dalam makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Metode penelitian merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan suatu kebenaran.
Banyak para pakar kita yang telah meneliti suatu ilmu maupun penemuan baru dengan metode-metode yang telah ada.Penelitian adalah cara menemukan ilmu baru,oleh karenanya diperlukan metode-metode agar suatu penelitian dianggap valid dan relevan.
Dalam perkembangan ilmu sekarang ini banyak cara yang ditempuh untuk mengadakan suatu penelitian ,untuk mengetahui metode-metode tersebut kami akan sedikit paparkan dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. METODE-METODE PENELITIAN
Metode penelitian dibagi menjadi dua yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif
1. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Metode penelitian kualitataif meliputi beberapa aspek diantaranya
a) Metodologi Interaksionis Simbolik
Metode interaksionis simbolik termasuk kedalam salah satu dari sejumlah trsadisi penelitian kualitatif yang berasumsi bahwa penelitian sistematika harus dilakukan dalam suatu lingkungan yang alamiah.
Menurut Denzin dalam bukunya tersebut mengemukakan tujuh prinsip metodologis berdasarkan teori interaksi simbolik yaitu:
- Simbol dan interaksi harus dipadukan sebelum penelitian tuntas
- Peneliti harus mengambil perspektif atau peran orang lain yang bertindak dan memandang dunia dari sudut pandang subjek;namun dalam berbuat demikian peneliti harus membedakan antara konsepsi realitas kehidupan seharu-hari dengan konsepsi ailmiah mengenai realitas tersebut.
- Peneliti harus mengaitkan symbol dan definisi subjek dengan hubungan social dan kelompok-kelompok yang memberikan konsepsi demikian .
- Setting perilaku dalam interaksi tersebut dan pengamatan ilmiah harus dicatat
- Metode penelitian harus mampu mencerminkan proses atau perubahan,juga bentu perilaku yang statis .
- Pelaksanaaan penelitian paling baik dipandang sebagai suatu tindakan interaksi simbiolik.
- Penggunaan konsep-konsep yang layak adalah pertama-tama mengarahkan dan kemudian operasional.
penelitian naturalistic mengasumsikan bahwa perilaku dan makna yang dianut sekelompok manusia hanya dapat dipahami melalui analisis atas lingkungan alamiah mereka .Penelitian naturalistic memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
- Realitas manusia tidak dapat dipisahkan dari konteksnya,tidak pula dapat dipisahkan agar bagian-bagiannya dapat dipelajari
- Penggunaan pengetahuan tersembunyi adalah absah
- Hasil penelitian yang dinegosiasikan adalah penting. Makna yang dinegosiasikan dan interpretasi antara peneliti dan manusia (subjek penelitan) perlu karena konstruksi realitas pihak kedualah yang ingin direkonstruksi pihak pertama
- Penafsiran atas data (termasik penarikan kesimpulan) bersifat ideografis atau berlaku khusus ,bukan bersifat nonmotetis atau mencari generalisasi karena penafsiran yang berbeda lebih bermakna bagi realitas yang berbeda pula
- Penelitian bersifat tentative.
Seperti peneletian Naturalistic, Etnografi juga memanfaatkan beberapa tehnik pengumpulan data, meskipun tehnik utamanya adalah pengamatan berperan serta. Istilah Etnogri berasal dari kata Ethno (bangsa) dan grafi (menguraikan) etnografi yang akarnya antropologi adalah kegiatan peneliti untuk memahami cara orang-orang berinterksi dan bekerja sama melalui fenomena teramati kehidupan sehari-hari. Jadi etnografi bertujuan menguraikan budaya secara menyeluruh yakni semua aspek budaya yang bersifat material dan yana bersifat abstrak.
d) Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu wawancara tersetruktur dan wawancara tak terstruktur. Wawancara tak terstruktur sering disebut wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif. Sedangkan wawancara terstruktur sering juga disebut wawancara baku (inteview) diantara kedua jenis wawancara ini adalah metode yang selaras dengan perspektif interaksionis symbolic, karma hal tersebut memungkinkan pihak yag diwawncarai untuk mendefinisikan dirinya sendiri dan lingkungannya, untuk menggunakan istilah-istilah mereka sendiri mengenai fenomena yang diteliti, tidak sekedar menjawab pertanyaan.
e) Studi Kasus
Adalah uraian dan penjelasan mengenai berbagai aspek seorang, kelompok atau organisasi peneliti studi kasus berupaya menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti. keistimewaan studi kasus meliputi hal-hal berikut:
- Studi kasus merupakan sara utama bagi penelitia emik, yakni menyajikan pandangan subjek yang diteliti
- Studi kasus menyaajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari.
- Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukan hubungan antara peneliti dan responden
2. Metode Penelitian Kuantitatif.
a) Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif memusatkan perhatiannya pada fenomena yang terjadi pada saat ini.Penelitian ini berusaha untuk membuat deskripsi fenomena yang diselidiki dengan cara melukiskan dan mengklasifikasikan fakta atau karakteristik fenomena tersebut secara factual dan cermat dan melaporkannya sebagaimana adanya,karena sifanya yang alamiah,penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji teori sehingga tidak ada manipulasi perlakuan terhadap subjek maupun variabel.
b) Penelitian SIGI
Penelitian sigi dapat dilakukan untuk memperoleh informasi yang relative akurat tanpa harus melibatkan semua populasi sehingga akan lebih efisien dan praktis.penelitian sigi atau survey menyelidiki populasi hanya berdasarkan data yang dikumpulkan dari sejumlah subjek sebagai sample.Namun demikian, data tersebut digunakan untuk mendeskripsikan karakeristik populasi tertentu (target).
B. TEKHNIK-TEKHNIK PENELITIAN
Diantara tahap-tahap penelitian antaranya adalah:
A. Tahap Pralapangan
Ada enam kegiatan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam tahapan ini ditambah dengan satu pertimbangan yang perlu dipahami, yaitu etika penelitian lapangan. Kegiatan dan pertimbangan tersebut diuraikan berikut.
a) Menyusun Rancangan Penelitian
Rancangan suatu usulan penelitian paling tidak berisi :
- Latar belakang masalah dan alasan pelaksanaan penelitian
- Kajian kepustakaan yang menghasilkan pokok-pokok yang sesuai dengan rumusan masalah penelitian, hipotesis kerja.
- Pemilihan lapangan penelitian .
- Penentuan jadwal penelitian.
- Pemilihan alat penelitian.
- Rancangan pengumpulan data.
- Rancangan prosedur analisis data.
- Rancangan perlengkapan.
- Rancangan pengecekan kebenaran data.
b) Memilih Lapangan Penelitian
Pemilihan lapangan penelitian diarahkan oleh teori substansif yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis kerja walaupun masih tentatif sifatnya. Hipotsis kerja itu baru akan terumuskan secara tetap setelah dikonfirmasikan dengan data yang muncul ketika peneliti sudah memasuki kancah latar penelitian.
c) Mengurus Perizinan
Pertama-tama yang perlu diketahui oleh peneliti ialah siapa saja yang berkuasa dan berwenang memberikan izin bagi pelaksanaan penelitian. Selain mengetahui siapa yang berwenang, segi lainnya yang perlu diperhatikan ialah persyaratan yang diperlukan. Persyaratan itu dapat berupa:
- Surat tugas
- Surta izin instansi diatasnya
- Identitas diri, seperti KTP, foto dan lain-lain
- Barangkali perlu memperlihatkan perlengkapan penelitian seperti akmera foto, tape recorder, video recorder,d an sebagainya
- Barangkali dalam hal tertentu pemberi izin mempersyaratkan agar peneliti memaparlan maksud, tujuan, hasil penelitian yang diharapkan dan lain-lain.
Setelah izin diberikan dan sementara atau setelah pengumpulan data selesai, jangan lupa senantiasa memlihara hubungan baik dengan berwenang. Pada akhir kegiatan jangan lupa pamitan, mohon diri untuk meninggalkan daerah penelitian, dan sekaligus ucapan terima kasih sebagai tanda kenang-kenangan kepada mereka yang telah membantu.
d) Menjajaki dan Menilai Keadaan Lapangan
Tahap ini merupakan orientasi lapangan, penjajakan dan penilaian lapangan akan terlaksana dengan baik apabila peneliti sudah membaca terlebih dahulu dari kepustakaan atau mengetahui melalui orang dalam situasi dan kondisi daerah tempat penelitian dilakukan. Dan sebaiknya sebelum menjajaki lapangan, peneliti sudah mempunyai gambaran umu tentang geografi, demografi, sejarah tokoh-tokoh, adat istiadat, konteks kebudayaan, kebiasaan-kebiasaan, agama, pendidikan, mata pencahariaan, dan sebagainya.
Maksud dan tujuan penjajakan lapangan adalah berusaha mengenal segala unsure lingkungan social, fisik, dan keadaan alam seperti yang dikemukakan diatas. Pengenalan lapangan dimaksudkan pula untuk menilai keadaan, situasi, latar dan konteksnya, apakah terdapat kesesuaian dengan masalah, hipotesis, teori substantif seperti yang digambarkan dan dipikirkan sebelumnya oleh peneliti.
Kirk dan miller merumuskan segi-segi yang perlu diketahui pada tahap “invensi’ ini kedalam tiga aspek, yaitu :
- Pemahaman atas Petunjuk dan Cara hidup, upaya ini berawal dari usaha memahami jaringan sistem sosial dan berakhir pada kebudayaan yang dipelajari.
- Memahami Pandangan Hidup, cara masyarakat memandang sesuatu, objek, orang lain, kepercayaan atau agama lain, merupakan satu segi yang terpateri dalam kehidupannya. Dan hendaknya menggali pandangan hidup tersebut, bukan mengomentari, mengkritik, atau berusaha memaksakan pandangan hidupnya.
- Penyesuaian Diri dengan Keadaan Lingkungan Tempat Penelitian. Tahapan ini bercirikan penilaian atas keadaan penduduk setempat dan kebudayaannya tanpa peniliti menonjolkan diri.
Informan adalah orang-orang dalam latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Diantar syarat informan adalah jujur, taat pada janji, patuh pada peraturan, suka berbicara, tidak termasuk anggota salh satu kelompok yang bertentangan dalam latar penelitian, dan mempunyai pandangan tertentu tentang peristiwa yang terjadi.
Adapun usaha dalam menemukan informan dapat dilakukan dengan cara berikut :
- Melalui keterangan orang-orang berwenang
- Melalui wawancara pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti
Peneliti tidak hanya menyiapkan perlengkapan fisik, tetapi juga segala macam perlengkapan penelitian yang diperlukan, serta jadwal yang mencakup waktu kegiatan.
g) Persoalan Etika Penelitian
Secara fisik seyogyanya peneliti memahami peraturan, norma, nilai sosial masyarakat melalui kepustakaan, orang, kenalan, teman yang berasal dari latar tresebut, dan orientasi ke latr penelitian. Bebrapa segi praktis yang perlu dilakukan peneliti dalam menghadapi persoalan etika akan diuraikan lebih lanjut;
- Sewaktu tiba dan berhadapan gengan orang-orang pada latar penelitian, beritahukan secara jujur dan secara terbuka maksud dan tujuan kedatangannya.
- Pandang dan hargailah orang-orang yang diteliti bukan sebagai subjek melainkan sebagai orang yang sama derajatnya dengan peneliti
- Hargai, hormati, dan patuhi semua peraturan, norma, nilai masyarakat, kepercayaan, adat istiadat, kebiasaan, kenudayaan masyarakat yang bersangkutan
- Peganglah kerahasiaan segala sesuatu yang berkenaan dengan informasi yang diberikan oleh subjek.
- Tulislah segala kejadian, peristiwa, cerita, dan lain-lain secra jujur, benar, jangan ditambah dan diberi bumbu, dan nyatakanlah sesuai keadaan aslinya.
B. Tahap Pekerjaan Lapangan
Uraian ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a) Memahami latar Penelitian dan Persiapan Diri
a. Pembatasan Latar dan Peneliti
Peneliti hedaknya mengenal adanya latar terbuka dan latar tertutup, dimana latar terbuka terdapat dilapangan umum seperti tempat berpidato, orang berkumpul ditaman, toko, bioskop, dan ruang tunggu rumah sakit, yang hanya mengandalkan pengamatan an kurang sekali mangadakan wawancara. Dan pada latar tertututp, hubungan peneliti perlu akrab karena laatr demikian bercirikan orang-orang sebagai subjek yang perlu diamati secara teliti dan wawancara mendalam.
b. Penampilan
Peneliti hendaknya menyesuaikan penampialnnya dengan kebiasaan, adat, tata cara, dan kultur latar penelitian.
c. Pengenalan Hubungan Peneliti di Lapangan
Mengadakan pertukaran informasi tentang diri peneliti dengan para anggota masyarakatnya atau subjek peneliti. Kesempatan tersebut terbuka kemungkinan yang cukup besar untuk saling mempercayai dan tidak ada kecurigaan apa pun.
d. Jumlah Waktu Studi
Mengenai pembatasan waktu pada dasarnya tidak ada rumusan yang dapat digunakan secar pasti. Untuk peneliti sendiirlah yang perlu menentukan pembagian waktu agar dapat memanfaatkan waktuseefisien dan seefektif mungkin.
b) Memasuki Lapangan
- Keakraban Hubungan
- Mempelajari Bahasa
- Peranan peneliti
a. Pengarahan Batas Studi
b. Mencatat Data
c. Petunjuk tentang Cara Mengingat data
- Buatlah catatan secepatnya
- Jangan berbicara dengan orang lain trelebih dahulu
- Usahakan agar tidak terjadi gangguan sewaktu peneliti menulis
- Buatkan gari besar tentang wawancara>
- Mencatat apa yang dikatakan subjek
Peneliti hendaknya berusaha sekuat tenaga agar dia tetap netral, tidak memihak, dan sejauh mungkin menengahi persoalan yang terjadi.
e) Analisis di Lapangan
Dengan bimbingan dan arahan masalah penelitian, peneliti hendaknya dibawa kearah acuan tertentu yang mungkin cocok atau tidak cocok dengan data yang dicatat.
C. Tahap Analalisis Data
Pada bagian ini akan dibahas beberapa prinsip pokok, tetapi tidak akan dirinci bagaimana cara analisis data itu dilakukan karena ada bab khusus yang mempersoalkannya. Yang diuraikan disini meliputi tiga pokok prsoalan, yaitu konsep dasar, menemukan tema dan merumuskan hipotesis, dan bekerja dengan hipotesis.
1) Konsep Dasar Analisis Data
Konsep dasar dalam hal ini akan mempersoalkan pengertian, waktu pelaksanaan, maksud dan tujuan, serta kedudukan analisis data.
Analisi data adalah proses mengorganisirkan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarnkan oleh data.
2) Menemukan Tema dan Analisis Historis
Pada analisis yang dilakukan secara intensif, tema dan hipotesis lebih diperkaya, diperdalam, dan lebih ditelaah lagi dengan menggabungkannya dengan data dari sumber-sumber lainnya. Dapat juga dengan beberapa petunjuk dibewah ini ;
- Bacalah dengan teliti catatan lapangan anda
- Berilah kode pada beberapa judul pembicaraan tertentu
- Susunlah menurut tipologi
- Bacalah kepustakaan yang ada kaitannya dengan masalah dan tatar penelitian.
Sesudah memformulasikan hipotesis, peneliti mengalihkan pekerjaan analisisnya dengan mencari dan menemukan apakah hipotesis itu didukung atau ditunjang oleh data dan apakah hal iu benar. Dan selanjutnya menyusun kode tersendiri atas dasar hipotesis tersebut.
BAB III
KESIMPULAN
Adapun dalam metode-metode penelitian itu ada dua, diantaranya:
- Metodologi Penelitian Kualitatif yang diantaranya adalah Metodologi Interaksionis Simbolik, Penelitian Naturalistic, Etnografi, wawancara, dan studi kasus.
- Metode Penelitian Kuantitatif diantaranya penelitian deskriptif dan penelitian SIGI.
Dan diantara tahap-tahap penelitian adalah sebagi berikut :
A. Tahap Pralapangan
- Menyusun rancangan penelitian
- Memilih lapangan penelitian
- Mengurus perizinan
- Menjajaki dan menilai keadaan lapangan
- Memilih dan memanfaatkan informan
- Menyiapkan perlengkapan penelitian
- Persoalan etika penelitian
B. Tahap pekerjaan lapangan
- Memahami latar penelitian dan persiapan diri
- Memasuki lapangan
- Berperan serta sambil mengumpulkan data
- Konsep dasar analisis data
- Menemukan tema dan merumuskan hipotesis
- Menganalisis berdasarkan hipotesis
Daftar pustaka
Deddy Mulyana,Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2003)
Ibnu Hadjar,Dasar-dasar Penelitian Kuantitatif,(Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada,1999),296.
Dr. Lexy J Moleong, MA. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002)
Seja o primeiro a comentar
Post a Comment